Kamis, 10 Januari 2013

Kegiatan Tahun Baru RAV Di Kawah Ijen


Selamat Tahun Baru 2013. Berbagai kegiatan dalam menyambut Tahun baru 2013 begitu meriah dilakukan oleh segenap orang di penjuru dunia. RAV dalam tahun baru kali ini memusatkan kegiatan di sekitar kawah Ijen dengan beragam bentuk kegiatan. salah satunya adalah memasang Rambu tanda Bahaya disekitar Caldera Kawah Ijen.

Untuk membantu dan meminimalisir hal - hal yang tidak diketahui oleh para pengunjung kawah ijen dan untuk memberikan rambu batasan yang dapat di jangkau oleh para pengunjung.


Kegiatan yang diikuti oleh segenap anggota RAV ini berjalan lancar, yang dimulai sejak tanggal 29 Desember 2012 sampai dengan 3 Januari 2013. Selain pemasangan Rambu tanda bahaya RAV juga melakukan posko evakuasi terhadap para pengunjung kawah ijen yang mengalami gangguan pernafasan karena hawa belerang. Karena beberapa pengunjung yang sudah hampir m,encapai puncak Kawah ijen harus di papah untuk kembali ke pos Paltuding karena mengalami gangguan pernafasan.

Selama Libur tahun baru 2013 juga banyak menyisakan sampah yang sampai saat ini sering kali menjadi masalah hampir disemua lokasi wisata. Butuh kepedulian dari para Pengunjung semua. Rata -rata sampah yang ditinggalkan adalah sampah non organik yang notabene memerlukan waktu lama untuk bisa hancur dengan sendirinya.
Untuk itu RAV juga melakukan kegiatan bersih - bersih Sampah yang selama ini banyak pengunjung kurang merasa peduli terhadap lingkungan yang seharusnya kita jaga bersama kebersihan dan ke asriannya.
Inilah beberapa hasil dari pengumpulan sampah yang di dominasi oleh botol minuman plastik.
Untuk itu mari kita bersama saling menjaga akan kebersihan dan saling peduli akan alam lingkungan kita.(RAV_abe)

Jumat, 09 November 2012

GUNUNG RAUNG DULU DAN GUNUNG RAUNG KINI



Banyuwangi - Aktivitas Gunung Raung dua pekan terakhir menunjukan peningkatan dan kini statusnya siaga. Gunung setinggi 3.332 mdpl itu memiliki sejarah kelam rentang 5 abad terakhir. Letusan Gunung Raung pernah menimbulkan bencana besar.

"Gunung Raung punya 
sejarah meletus yang buruk," kata Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Surono pada wartawan, di Pos Pemantau Gunung Api Raung di Banyuwangi, Jumat (2/11/2012).

Dari data Pos Pemantau Gunung Api Raung di Desa Sumberarum, Kecamatan Songgon, Gunung Raung meletus kali pertama tahun 1586. Letusan pertama tersebut tercatat sebagai letusan hebat. Mengakibatkan wilayah disekitarnya rusak dan memakan korban jiwa.

Sebelas tahun kemudian, atau pada tahun 1597 Gunung dengan nama lain Gunung Rawon itu meletus lagi. Letusan kedua sama hebatnya dengan letusan pertama. Letusan hebat tersebut kembali memakan korban jiwa.

Lagi-lagi letusan dahsyat kembali terjadi pada tahun 1638. Letusan mengakibatkan banjir besar dan lahar di daerah antara Kali Setail Kecamatan Sempu dan Kali Klatak Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi.

Namun letusan yang paling dahsyat terjadi di tahun 1730. Tercatat erupsi eksplosif disertai dengan hujan abu serta lahar. Bahkan wilayah terdampak erupsi meluas dibanding letusan pertama, kedua dan ketiga. Korban jiwa pun berjatuhan lagi di saat itu.

Sejarah kelam Gunung terbesar di Pulau Jawa itu masih berlanjut. Diantara tahun 1800 hingga 1808 di waktu pemerintah Residen Malleod (Hindia Belanda) terjadi letusan lagi. Namun tidak sampai mengakibatkan korban jiwa.

Sekali lagi letusan terjadi antara tahun 1812 hingga 1814. Direntang empat tahun itu letusan disertai hujan abu lebat dan suara bergemuruh. Setahun kemudian, di tahun 1815 antara 14 hingga 12 April terjadi hujan abu di Besuki, Situbondo dan Probolinggo.

44 tahun kemudian Gunung Raung relatif tenang. Aktivitas vulkaniknya kembali meningkat pada tahun 1859. Tanggal 6 Juli 1864 terdengar suara gemuruh dan di siang hari menjadi gelap.

Selanjutnya tahun 1881, 1885, 1890, 1896, terjadi aktivitas vulkanik meliputi suara gemuruh, Paroksisma, hujan abu tipis di kawasan Banyuwangi. Dan gempa bumi di kawasan Besuki, Situbondo. 16 Februari 1902 muncul kerucut pusat.

Di tahun 1913 antara bulan Mei hingga Desember Gunung Raung kembeli bergemuruh, bahkan terjadi dentuman keras. Hal yang sama terjadi tiga tahun berturut-turut. Yakni tahun 1915, 1916 dan 1917. Aliran lava di dalam kaldera terjadi tahun 1921 dan 1924.

Fenomena vulkanik dahsyat kembali ditunjukan gunung berbahaya ini tahun 1927. Letusan asap cendewan dan hujan abu sejauh 30 kilometer keluar dari puncaknya. Ditahun yang sama, tepatnya 2 Agustus-Oktober terdengar dentuman bom dan terlontas sejauh 500 meter.

Di tahun berikutnya, 1928 terlihat celah merah di dasar kaldera dan mengeluarkan lava. Fenomena yang sama masih terjadi di tahun 1929. Tahun 1933 hingga 1945 hanya terjadi peningkatan aktivitas. Tidak tercatat adanya kejadian, hanya ada aliran lava di kaldera.

Gunung yang memiliki bibir kaldera seluas 1.200 meter persegi ini kembali unjuk gigi. 31 Januari hingga 18 Maret, puncak gunung semburkan asap membara dengan guguran. Tinggi awan letusan mencapai 6 kilometer di atas puncak. Abunya menyebar hingga radius 200 meter.

Empat tahun kemudian, 13-19 Februari 1956 terjadi paroksisma. Tercatat pula adanya tiang asap 12 kilometer. Tahun-tahun berikutnya hanya ada peningkatan aktifitas. Namun tahun 1986 letusan asap terjadi di bulan Januari hingga Maret.

Data terbaru aktivitas vulkanik kembali meningkat pada 17 Oktober 2012. Status Gunung Raung dari normal naik menjadi waspada sehari kemudian. Pada 22 Oktober 2012 statusnya kembali naik menjadi siaga.

PVMBG menyatakan bila sebenarnya Gunung Raung sudah meletus, namun masuk kategori erupsi minnor. Letusan tidak sampai keluar dari kaldera. Itu terlihat dari pantauan setelit Amerika Serikat. Gunung Raung sendiri, gunung api dengan karater berbeda.

"Bila aktivitasnya cepat naik, turunnya pasti sangat pelan. Malu-malu," tambah Surono.

PVMBG sendiri bahkan harus memasang 7 alat untuk penguatan data aktivitas vulkanik Gunung Raung. Itu perlu dilakukan mengingat Sejarah buruk Gunung yang berdiri di perbatasan Kabupaten Banyuwangi, Jember, Bondowoso dan Situbondo ini.

"Kita tidak mau sejarah buruknya terulang. Gunungnya gede dan tinggi," tandas laki-laki yang akrab disapa Mbah Rono, ini.

(bdh/bdh)
 Sumber: Maulana Isbat

Senin, 29 Oktober 2012

Meningkatnya aktivitas Gunung Raung


Aktivitas vulkanik Gunung Raung semenjak Senin, 29 Oktober 2012, semakin meningkat. Seperti yang diungkapkan oleh Kepala Subbidang Pengamatan Gunung Berapi Wilayah Barat Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Hendra Gunawan, mengatakan sejak pukul 10.00 WIB lalu gempa tremor gunung tersebut meningkat dengan panjang lebih dari 32 milimeter. "Gempanyaoverscale," kata Hendra dihubungi wartawan, Senin, 29 Oktober 2012.

Selain gempa meningkat, PVMBG juga mendapat laporan dari pengamat Gunung Ijen yang melihat Gunung Raung menyemburkan asap hitam dengan ketinggian sekitar 100 meter.

Namun, Hendra mengimbau supaya masyarakat tidak panik dan tetap menunggu hasil pengamatan lanjutan dari PVMBG. "Tapi harus tetap waspada," katanya.


Untuk memperkuat pendataan aktivitas vulkanik, PVMBG menambah dua alat, yakni seismografbroadband dan global positioning system. Dua alat itu dipasang di ketinggian 8 kilometer dari puncak gunung, masing-masing di sebelah barat dan tenggara.

Seismograf broadband, kata Hendra, berfungsi untuk merekam kegempaan gunung yang bisa diakses secara online ke PVMBG di Bandung. "Sedangkan GPS untuk mengukur perubahan tekanan di dalam gunung," kata dia.

Gunung setinggi 3.332 meter dari permukaan laut itu berstatus siaga pada Senin, 22 Oktober 2012 lalu. Sejak dinyatakan siaga, aktivitas gunung tersebut terus meningkat. Bahkan sejak Jumat lalu, 26 Oktober 2012, masyarakat sekitar gunung mendengar suara gemuruh.

Di lain pihak, Pemerintah Banyuwangi ternyata belum siap untuk melakukan tanggap bencana erupsi Gunung Raung. Hingga kini Pemerintah Banyuwangi belum menyiapkan jalur evakuasi, transportasi pengangkutan warga, dan tempat pengungsian.

Padahal, ada 16 desa yang tersebar di enam kecamatan di Kabupaten Banyuwangi yang masuk sebagai kawasan rawan bencana erupsi Gunung Raung. Enam belas desa tersebut memiliki jumlah penduduk lebih dari 65 ribu jiwa.

Pelaksana tugas Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Banyuwangi, Achmad Wiyono, dengatakan belum kelarnya persiapan tanggap bencana karena BPBD belum definitif. "Sehingga kami tidak bisa mencairkan anggaran," kata dia.


Seiring dengan meningkatnya aktvitas Gunung raung yang mengeluakan asap beracun dengan efek  dapat menyebabkan gangguan pernafasan, penglihatan, janin dan jantung. Untuk keselamatan dan kesehatan kita bersama pakelah masker jika di luar rumah. Untuk KAB Banyuwangi daerah yg rawan erupsi raung adalah kecamatan songgon,sempu,glenmore,kalibaru dan genteng. 
Sebarkan info ini agar orang2 yg kita sayangi terhindar dari asap beracun. 
info Dinkes Banyuwangi.



sumber: berbagai media dan informasi pihak PVMBG

Senin, 22 Oktober 2012

Meningkatnya status gunung raung dari waspada menjadi siaga


Status Gunung Raung di Jawa Timur, mulai Senin, (22/10/2012) pukul 20.30 WIB dinyatakan naik menjadi siaga, dari sebelumnya waspada.
Aktivitas gunung selama empat hari terakhir ini meningkat. Gempa tremor yang semula hanya beramplitudo 8-10 mm, dengan maksimal 25 mm kini naik jadi 12-15 mm, dengan maksimal 30 mm. Puncak gunung juga terpantau mengeluarkan asap putih setinggi 50 meter.
Surono Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), mengimbau tak ada aktivitas di radius tiga kilometer dari puncak Raung.
Kenaikan status menjadi siaga itu berselang empat hari setelah PVMBG menyatakan Raung waspada pada Kamis (18/10/2012) pukul 21.00 WIB. Saat berstatus waspada, PVMBG hanya melarang adanya aktivitas di radius satu kilometer

Kamis, 18 Oktober 2012

Perubahan Status Raung

Status gunung raung dinaikkan dari normal menjadi waspada terhitung mulai tanggal 18 Oktober 2012 pukul 21.00 wib.

Perubahan status ini direkomendasikan untuk tidak mendekati puncak raung di radius 1 km.



informasi ini disampaikan oleh (PVMBG)

Jumat, 05 Oktober 2012

Ekspedisi Watu Kurung

Ekspedisi Watu kurung yang dilakukan hari ini 05 Oktober 2012 adalah ekspedisi untuk survey temuan akan lokasi air terjun yang masih belum pernah tersentuh dan bahkan baru ditemukan. Ekspedisi yang sangat mengasyikkan dengan pembukaan jalur perawan dengan rintangan yang sangat berarti. Untuk mencapai lokasi memerlukan stamina yang prima karena kondisi alam yang masih penuh dg tumbuhan berduri yang banyak ditemui di sekitar lintas Raung Kalibaru.

Di sekitar lokasi air terjun juga ditemui sarang ELANG LAUT yang di duga dirobohkan oleh kawanan monyet disekitar lokasi. Dan ini menjadi salah satu temuan baru dan menjadi program pelestarian selanjutnya oleh Team RAV.

Tumbuhnya rotan disekitar lokasi juga sangat membantu dalam ekspedisi ini untuk pencapaian ke lokasi. Akar rotan yang menjulur dapat kita gunakan untuk turun mencapai air terjun..